Sudahi Narasi Pembusukan, Pasangan Calon Kepala Daerah Diminta Jual Program dan Gagasan
Inhil, detikriau.id – Seluruh pasangan calon Bupati dan Wakil Bupati Inhil diminta mulai tawarkan program dan gagasan demi kemajuan inhil. Narasi pembusukan hanya menimbulkan perpecahan, namun program dan gagasan menjadi ikrar yang bisa dituntut pencapaiannya jika kelak siapapun yang terpilih menjadi Bupati/Wakil Bupati Inhil periode 2024-2029.
Permintaan ini disampaikan oleh mantan Ketua Himpunan Mahasiswa Islam (HMI) Cabang Tembilahan, Ahmad Fauzi,SH kepada detikriau.id melalui sambungan selular, jumat (13/9/2024) malam.
“Sudahi narasi-narasi pembusukan yang tak ada gunanya. Masyarakat tidak membutuhkan itu. Kami yakin empat paslon Bupati/Wakil Bupati Inhil pastilah pilihan orang-orang terbaik. Sampaikan kepada masyarakat program dan gagasan yang bisa anda tawarkan untuk kemajuan Inhil,” Ujar Fauzi,
Wasekjen Internal Pengurus Besar (PB) HMI yang berpusat di Jakarta ini juga meminta untuk tidak menggiring ke narasi-narasi negatif yang dapat memicu meningkatnya suhu politik dan timbulnya perpecahan di tengah masyarakat, untuk itu para Paslon dituntut untuk berperan aktif mengingatkan hal ini kepada tim sukses dan pendukungnya.
Fauzi sarankan kepada pasangan paslon untuk mulai menawarkan program-progam dan gagasannya yang akan dilakukannya jika kelak terpilih sebagai pemimpin.
“Program-progran dan gagasan yang disampaikan paslon dapat dijadikan catatan tersendiri oleh masyarakat dan dimintakan pertanggungjawaban pencapaiannya kepada paslon yang kelak terpilih.” Sebut Fauzi
Lulusan Fakultas Hukum UNISI Tembilahan yang kini menempuh jenjang Pendidikan S2 di Jakarta ini juga mengajak seluruh lapisan masyarakat untuk tetap menjaga kondusifitas daerah selama pilkada.
Ketentraman dan kedamaian selama Pilkada tidak hanya memberikan kenyamanan bagi masyarakat dalam memilih, tetapi juga memastikan bahwa hasil dari Pilkada tersebut dapat membawa kemajuan bagi daerah yang dipimpin oleh pemimpin baru yang terpilih dengan cara yang jujur dan adil.
“perbedaan pilihan dalam Pilkada adalah hal yang lumrah, jangan justru menjadi pemicu konflik atau perpecahan.” Akhiri Fauzi./red