Maju Pilkada Riau, Syamsuar Berpasangan Dengan “Manusia Langka” Karena Kepintarannya

“Dr H Mawardi Muhammad Saleh,Lc.,MA berhasil menyelesaikan program S1, S2 dan S3 atau Doktor di Universitas Islam Madinah dengan predikat Summa Cum Laude dengan nilai seluruh mata pelajarannya A plus.”
Pekanbaru, detikriau.id – Mantan Gubernur Riau periode 2019-2023, Drs H Syamsuar, M.Si dipastikan akan ikut kembali bertarung pada Pilkada Riau November 2024 mendatang. Syamsuar maju berdampingan dengan Dr H Mawardi Muhammad Saleh,Lc.,MA sebagai bakal calon wakil gubernur riau. Pasangan bakal calon Gubernur dan Wakil Gubernur Riau ini maju dengan dukungan Partai Golongan Karya (Golkar) dan Partai Keadilan Sejahtera (PKS).
Sosok Syamsuar, yang saat ini masih menjabat sebagai Ketua DPD I Partai Golkar Riau sudah sangat familiar ditengah masyarakat Riau. Syamsuar lahir pada tanggal 8 juni 1954 di Desa Jumrah, Kecamatan Rimba Melintang, Kabupaten Rokan Hilir, Riau.
Sebelum menjabat Gubernur Riau, Syamsuar pernah menjabat sebagai Bupati Siak dua periode, setelah sebelumnya menjabat sebagai Wakil Bupati Siak periode 2001-2006.
Sedangkan calon Wakilnya, Mawardi Muhammad Saleh juga sudah cukup dikenal oleh Masyarakat Riau.
Melansir TribunPekanbaru, Mawardi merupakan politisi yang juga konsen dibidang keagamaan. Mawardi juga dikenal sebagai Buya ataupun ustadz dan ulama kondang di Bumi Melayu Riau.
Mawardi selama ini memang dikenal masyarakat luas di Riau sebagai tokoh agama karena berkeliling dari masjid ke masjid untuk menyampaikan ceramah agama.
Selain aktif di dunia akademis, Mawardi juga dikenal sebagai sosok yang aktif di Majelis Ulama Indonesia (MUI) di Kabupaten Kampar, Pekanbaru dan Provinsi Riau tentunya.
Putra kelahiran Kampar 24 Juli 1969 ini, bahkan ada yang menjulukinya sebagai manusia langka karena kepintarannya di bangku kuliah, saat mengenyam pendidikan di Universitas Islam Madinah.
Mawardi berhasil menyelesaikan program S1, S2 dan S3 atau Doktor di Universitas Islam Madinah dengan predikat Summa Cum Laude dengan nilai seluruh mata pelajarannya A plus.
Bahkan disertasi yang ditulis Mawardi saat itu yang setebal 1100 halaman membuat pengujinya heran karena baru menemukan disertasi setebal itu tanpa ada kesalahan nahwu Sharaf atau hukum bacaan.
Ustadz Mawardi memang fokus pendidikannya di bidang Fiqih dan Ushul fiqih, dimana saat menyelesaikan tesisnya juga mendapatkan nilai Cum Laude dengan tesis setebal 900 halaman./red