Longsor di Jalan Gerilya Tembilahan Hulu, Kendaraan Berat Diatas 8 Ton Dilarang Melintas
”Ditetapkan Status Tanggap Darurat. Pemerintah Siapakan Jalur Alternatif”
Inhil, detikriau.id – Satu hari pasca ambruknya enam unit bangunan di bantaran Sungai Indragiri di Jalan Gerilya parit V Kecamatan Tembilahan Hulu, senin (8/7/2024), longsor susulan semakin “didepan mata”. Bahkan jika tidak segera diantisipasi, satu-satunya pintu masuk dan keluar ke kota Tembilahan melalui jalur darat itu terancam akan putus.
Pantauan media kami, selasa (9/7/2024) sekira pukul 16.00 Wib, material tanah disepanjang sisi badan jalan dilokasi longsoran semakin tergerus. Keadaan ini menyebabkan terjadinya retakan dengan bukaan lebar bervariasi, terbesar sekira 25 cm dengan kedalaman lebih dari satu meteran dan membentang sepanjang puluhan meter. Retakan ini berada persis diposisi tengah badan jalan. Disebagian lokasi, retakan sudah mulai tampak hingga kesisi kanan badan jalan dari arah Kota Tembilahan.
“tadi malam tidak selebar ini bang. Gelas air mineral saja belum bisa masuk kecelah retakan. Tapi saat ini semakin membesar,” ujar warga setempat
Jalur tranfortasi kini hanya memanfatkan separoh badan jalan. Garis policeline pun sudah dipasang.
Memasuki Lokasi longsoran, sebuah tenda berdiri dengan dijaga petugas polisi lalulintas dan Dinas Pehubungan. Sebuah papan peringatan dipasang “ Hati-Hati Jalan Longsor. Kendaraan berat diatas 8 ton dilarang lewat/melintas”
Kepala pelaksana (KALAKSA) badan penanggulangan bencana daerah (BPBD) Indragiri Hilir, Raja Arliansyah mengatakan bahwa pemerintah daerah telah menetapkan status bencana tersebut sebagai status tanggap darurat dan akan segera membuat jalan alternatif untuk mengantisipasi seandainya jalan tersebut putus jika terjadinya longsor susulan.
“Sebagai antisipasi kita telah alihkan jalan utama menuju Kota Tembilahan yaitu jalan Pekan Kamis menuju Jalan Suhada Tembilahan, kita meminimalisir hal hal yang tidak terduga dengan kondisi jalan yang sangat mengkhawatirkan,” Ujarnya./red