mgid.com, 610011, DIRECT, d4c29acad76ce94f
18 Februari 2025

Jangan “Termakan” Pencitraan, Kenali “Isi Kepala” Calon Pemimpin

0
pilkada

Foto ilustrasi: Internet

“Duhai calon pemimpin kami, tuntun kami untuk memilihmu atas dasar ide dan gagasan yang kau tawarkan, bukan “membutakan mata kami dengan polesan senyuman

Inhil, detikriau.id – Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) Bupati dan Wakil Bupati Inhil 2024, hanya tinggal hitungan bulan. Meski belum memasuki masa pendaftaran, sejumlah nama-nama bakal calon yang sudah mengemuka dimasyarakat tampak mulai “menebar senyuman”.

Pemasangan baliho termasuk berbagai kegiatan sudah mulai disusupi untuk merebut hati masyarakat pemilih. Memang tidak secara terang-terangan, namun nuansa politis sangat mudah untuk ditafsirkan.

Merujuk pada PKPU Nomor 2 Tahun 2024, pendaftaran pasangan calon dijadwalkan pada 27-29 Agustus 2024 mendatang, sementara masa kampanye baru akan dilaksanakan pada 25 September – 23 November 2024.

Singkatnya masa kampanye, kerap disiasati bakal calon dengan “mencuri start”, tujuannya tentu tidak lain “menebar senyum” sebanyaknya untuk memikat hati calon pemilih.

Dimasa-masa seperti saat ini,  tim sukses si bakal calon mulai memoles “jagoan”nya agar tampil “wah” dan serba memikat.

Dulu yang biasanya tidak pernah tersenyum, dipoles untuk umbar senyum. Dulu yang “genggam tangan” dipoles menjadi sosok si paling dermawan. Dulu yang hanya fokus memikirkan kepentingan pribadi, kini mulai disulap menjadi “malaikat” yang seakan-akan menjadi penyelamat masyarakat.

Pokoknya serba wah agar “laku dijual”

Ilustrasi pencitraan: Internet

Trik seperti ini bukanlah trik baru. Setiap Pilkada, selalu menjadi senjata utama. Tinggal lagi si pemilih untuk cerdik membuka mata.

 

Apa yang perlu difahami?

Menjadi pemimpin tentulah tidak cukup hanya dengan bermodal polesan pencitraan. Polesan biasanya hanya bersifat temporer dan semu. Saat terpilih, wajah asli akan muncul kembali.

Menjadi pemimpin tentulah harus memahami betul seperti apa kondisi daerah yang akan dipimpinnya. Ketersediaan sumberdaya dan berbagai hambatan semestinya sudah terpola baik dalam pemikirannya.

Indragiri Hilir misalnya, Kabupaten yang berada di pesisir timur provinsi Riau ini sejak dulu makmur dengan potensi di sektor perkebunannya, terutama sektor perkebunan kelapa dalam.

Disektor ini, 70 persen penduduk menjadikannya sebagai sumber penghidupan. Dampaknya, gejolak apapun yang menyentuh sektor ini akan berdampak langsung terhadap tingkat kesejahteraan masyarakatnya secara keseluruhan.

Tidak adanya kepastian harga jual hasil panen dan ancaman kerusakan perkebunan kelapa semakin hari semakin “menghantui” petani.

Selain kelapa dalam, komoditi perkebunan sawit dan pinang pun jadi andalan. Hanya saja kedua komoditi ini juga menghadapi persoalan yang hampir sama, tidak adanya kepastian harga jual hasil panen.

Disamping itu, tofografi Inhil dengan sebagian besarnya dataran rendah dan berada di pesisir pantai bagian timur pulau sumatra, sektor perikanan tentu menjadi salah satu potensi sumber ekonomi yang sangat menjanjikan. Sayangnya sektor ini belum tergarap dengan baik.

Disisi ketersedian anggaran, hampir setiap tahunnya APBD Inhil mengalami defisit. Demikian juga untuk tahun anggaran 2024.

Penandatanganan nota kesepahaman antara Pemkab dan DPRD Inhil dalam rapat paripurna ke 17 masa persidangan ke III tahun sidang 2023, senin 27 November 2023, Pendapatan daerah inhil dicatat sebesar Rp.2,194 triliun lebih, sedangkan belanja daerah sebesar Rp 2,558 triliun lebih. Dengannya, di tahun anggaran 2024, APBD Inhil mengalami defisit sebesar Rp360 miliar lebih.

Maknanya, untuk mencukupi seluruh kebutuhan belanja daerah di tahun 2024, Inhil masih kekurangan dana sekira Rp360 miliar lebih.

Belum lagi dari total APBD Inhil 2024 sebesar Rp2,5 triliun dengan defisit Rp360 miliar lebih ini, sebagian besarnya pun sudah diperuntukan untuk belanja pegawai, didalamnya juga termasuk alokasi dana DAK dan DAU yang peruntukannya sudah “dikunci”.

Dengan kondisi ketersediaan anggaran pembangunan minim seperti ini, kepiawaian seorang pemimpin untuk mendapatkan sumber dana tambahan menjadi sesuatu yang sangat penting. Bahkan diparodikan bahwa siapapun pemimpin Inhil kedepannya, untuk membangun Inhil harus sanggup menjadi “pengemis”.

 

Bakal Calon Pemimpin Inhil Harusnya Jual Gagasan Bukan “Memoles Tampang”

Dari sejumlah persoalan, terutama disektor unggulan dibidang perkebunan termasuk potensi perikanan yang belum tergarap dengan maksimal tentunya menjadi tanggungjawab yang tidak ringan bagi siapapun pemimpin Inhil kedepannya.

Belum lagi soal “cekaknya” anggaran pembangunan. dengan segudang kebutuhan mendesak, terutama disektor infrastruktur, juga menjadi beban yang “menyakitkan kepala”.

Ribuan Masyarakat berteriak akan kondisi kerusakan infrastruktur terutama jalan dan jembatan, berteriak akan tuntutan pelayanan kesehatan memadai, Pendidikan anak-anak, termasuk ketersediaan lapangan pekerjaan.

Menyelesaikannya tentu tidaklah mungkin hanya mengandalkan “senyuman”

Duhai calon pemimpin kami, tuntun kami untuk memilihmu atas dasar ide dan gagasan yang kau tawarkan, bukan “membutakan mata kami dengan polesan senyuman”.

Penulis: Faisal/detikriau.id

 

 

Tinggalkan Balasan

error: Content is protected !!