Belanjakan Rp2,6 Miliar untuk Alkes Ruang ICU, RSJ Tampan Diduga Hanya Kejar “Discount”
Pekanbaru, detikriau.id – Pengadaan Alat Kesehatan (Alkes) Rumah Sakit Jiwa (RSJ) Tampan, Pekanbaru, Riau diduga rugikan keuangan Negara.
Penggelontoran dana Rp 2,6 miliar lebih dari APBD provinsi riau TA 2023 untuk pengadaan alkes disebut tanpa study kelayakan, terkesan mengada-ngada dan terindikasi tindakan korupsi.
Keterangan sumber yang sangat dipercaya, pengadaan alkes tersebut dalam perencanaannya diperuntukan bagi ruang Intensive Care Unit (ICU). Padahal hingga pengadaan selesai dan alkes diterima pihak RSJ Tampan, ruang ICU tersebut sama sekali belum tersedia.
“RSJ itu Rumah Sakit Khusus menangani pasien gangguan jiwa, bukan Rumah Sakit Umum, terlebih lagi pendirian ICU sepengetahuan saya memang tidak ada dalam master plannya RSJ Tampan,” sebut sumber yang meminta namanya tidak dipublikasikan ini, beberapa waktu lalu
Sumber juga menerangkan bahwa seharusnya jika RSJ Tampan ingin mendirikan ruang ICU, tentu sebelumnya harus adanya “study kelayakan“,yakni sebuah kajian yang memberikan alasan pentingnya pendirian ICU tersebut.
“ICU nya aja belum ada, kok bisa alkesnya sudah diadakan. ini kan aneh. mengada-ngada namanya”
Sumber menduga pengadaan Alkes ini tidak lebih semata untuk mencari keuntungan pribadi.
“Bisa saja saya menduga pengadaan Alkes ini hanya untuk mendapatkan discount pembelian, besarannya sekira 15-20%. Jika benar, jelas ini tindakan korupsi,” ungkapnya.
“Saya juga mendengar bahwa pembelian alkes ini sudah menjadi temuan BPK tapi sampai saat ini saya tidak tau seperti apa tindaklanjutnya,” akhiri sumber.
Terkait hal ini, mengutip ARBIndonesia.com, jumat (19/4/2024), Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Riau drg Sri Sadono M,M.Han mengakui bahwa memang ada pengadaan Alkes TA 2023 yang diperuntukan untuk ruang ICU.
Dipertanyakan perihal keterangan sumber akan tidak tersedianya ruang ICU, mantan Direktur RSJ Tampan tersebut membantah, ruang ICU dipastikannya sudah tersedia dan saat ini dalam proses rehab.
“Ruangan ICU nya sudah ada dan dianggarkan perbaikannya di awal tahun 2023 (rehap bukan bangun baru-red), jadi harapannya diakhir tahun lalu ruangannya sudah siap, maka pengadaan alkesnya saat itu pelaksanaannya diakhir tahun 2023 sehingga sampai saat ini garansinya masih berlaku. Sekarang rehap ruangan ICU tersebut tengah dalam proses finishing dan dalam satu atau dua bulan kedepan akan segera kita fungsikan,” ungkapnya,,” ungkapnya.
Kadiskes Riau yang lebih akrab disapa drg ibeng ini menegaskan bahwa pendirian ruangan ICU di RSJ Tampan tersebut mengacu pada Peratuan Presiden (PP) nomor 47 Tahun 2021 Tentang Penyelenggaraan Bidang Perumahsakitan.
Iapun menyebut bahwa ruangan ICU tersebut nantinya akan dimanfaatkan untuk memenuhi kebutuhan pasien OGDJ di RSJ Tampan, karena pasien ODGJ juga memiliki penyakit fisik penyerta.
“Selama ini jika ada pasien OGDJ membutuhkan layanan ICU harus kita rujuk keluar. Makanya dengan adanya ruang ICU, pasien OGDJ yang membutuhkan layanan Insentif sudah bisa kita tangani langsung tanpa susah harus dirujuk keluar (RS Umum-red),”
“Sehingga sesuai ketentuan, maka rumah sakit jiwa itu harus ada ICU, itulah dasarnya,” tutup drg Sri Sadono.
Dikonfirmasi Kembali, jumat, sumber media memastikan seluruh alkes yang dibeli sampai saat ini tidak bisa digunakan. Dalam artian tidak fungsional dan hanya tersimpan di Gudang. “cenderung enam bulan tidak difungsikan akan rusak dan merugikan negara atau total loss” pertegas sumber media.
Disamping hal tersebut, sumber juga memastikan bahwa dalam prosesnya, pengadaan alat Kesehatan tersebut juga tidak melibatkan dokter spesialis Anestesi sebagai User ( pengguna) dalam memberikan layanan kepada pasien
“Sehingga dokter spesialis tidak mengetahui adanya ruang ICU dan Alat-alat ICU yang diadakan di RSJ Tampan,” Akhirinya.
Sekedar menginformasikan, sejumah Alkes yang diadakan di RSJ Tampan tersebut diantaranya; 1 unit ventilator pediantric to adult Rp499,950 juta, ventilator adult (basic) 3 unit Rp 1,185 miliar, pasien monitor 6 parameter 4 unit Rp472 uta, central monitor 1 unit Rp 260 juta, defibriliator 1 unit Rp 214 juta.
Selanjutnya, tray film viewer led 2 unit Rp 15,8jt, tensi meter digital amron+trolly Rp45 juta, termasuk sejumlah Alkes lainnya, 4 unit timbangan + ukur tinggi, termometer infrared, 5 unit stetoskop dewasa, 1 unit waist ruller, 3 unit pita lila, 1 unit meja periksa knockdown+tanga ss, 3 unit penlight led general care, 3 unit reflex hammer, 1 unit tensi digital, 1 unit spirometer, 1 unit alat ukur tinggi lutut, 1 unit EKG, 8 unit tensi digital, 1 unit minor surgery instrument set, nebulizer, tang exo gigi susu, dan root clevator/*/fs