mgid.com, 610011, DIRECT, d4c29acad76ce94f
14 Desember 2024

DPRD, Pemda dan Mahasiswa di Inhil Satu Hati Tolak “Pengusiran” Masyarakat Rempang Galang

0
c665cb4d-6561-405c-b314-d9be5374451e

orator massa APMK Inhil sampaikan orasi di gedung DPRD Inhil, jumat (29/9/2023)/foto: detikriau.id

Inhil, detikriau.id – Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD), Pemerintah Daerah (Pemda) dan Aliansi Mahasiswa Inhil sepakat untuk mengecam dan menolak upaya “pengusiran” masyarakat Rempang Galang Provinsi Kepulauan Riau dari atas tanah ulayat milik nenek moyang mereka.

Komitmen kesepakatan ini didapatkan saat dilakukannya audiensi antara DPRD Inhil, Pemkab Inhil dan Massa gabungan organisasi mahasiswa APMK (Aliansi Pemuda Menuntut Keadilan ) diruang rapat Paripurna Gedung DPRD Inhil jalan HR Subrantas Tembilahan, jumat (29/9/2023)

Ketua Komisi II DPRD Inhil, Amd Junaidi menegaskan bahwa pihaknya sepakat dengan mahasiswa untuk menolak atas apa yang kini terjadi terhadap masyarakat rempang. Iapun tegaskan sepakat untuk bersama-sama membela hak masyarakat adat ditanah melayu itu.

“Kita sepakat, kita sepakati untuk bela hak masyarakat rempang galang, namun tentunya harus dilakukan melalui jalur sesuai dengan ketentuan perundang-undangan,” sebut Junaidi

“Nanti pihak kita, DPRD Inhil akan teruskan secara prosedur kepada DPR RI untuk sampaikan kesepakatan kita ini, mudah-mudahan persoalan rempang segera selesai.” pertegas politisi Partai Golkar Inhil ini

suasan rapat audiensi antara DPRD dan Pemkab Inhil bersama gabungan massa organisasi mahasiswa di ruang rapat paripurna gedung DPRD Inhil jalan HR Subrantas Tembilahan, jumat (29/9/2023)/foto: detikriau.id

Sementara itu, Pemkab Inhil diwakili Asisiten I, Tantawi Jauhari juga sampaikan pernyataan miris dan prihatin atas apa yang terjadi saat ini di rempang. Masyarakat melayu yang sudah ratusan tahun bermukim disana terancam terusir atas sebab kebijakan.

“Intinya secara kemanusiaan kita sepakat dan setuju agar persoalan ini segera diselesaikan namun tentunya juga harus dilakukan sesuai ketentuan perundang-undangan yang berlaku,” Sampaikan Tantawi.

“Dukungan ini akan kita salurkan melalui mekanisme yang ada. kita suarakan dengan hati nurani kita agar jangan ada “penindasan” terhadap masayarakat rempang.” Sebut Tantawi.

Sebelumnya, dalam orasinya, orator massa aksi APMK menuntut DPRD dan Pemkab Inhil untuk mengambil sikap atas apa yang terjadi dengan masyarakat rempang galang Provinsi Kepulaun Riau saat ini.

Dengan pekikan mereka menyebut bahwa Mahasiswa Inhil mengutuk berbagai macam bentuk “penindasan” yang kini dialami oleh masyarakat rempang yang terancam tergusur dari tanah ulayat, tanah kelahiran dan tanah tempat hidup anak dan cucu mereka.

“kami mengutuk tindakan pengusiran masyarakat rempang dari tanah ulayat milik mereka. Kami menuntut DPRD dan Pemkab Inhil untuk ikut bersikap dan peduli serta ikut menyatakan menolak aksi ”kejahatan kemanusiaan” tersebut” ujar orator.

Mahasiswa menilai bahwa apa yang terjadi dan menjadi sebab ancaman tergusurkan masyarakat rempang dari tanah nenek moyang mereka sebagai “Kejahatan kemanusaiaan”. Merekapun mendesak semua pihak, terutama DPRD dan Pemkab Inhil ikut menyuarakan penolakan “pengusiran” terhadap masayrakat melayu rempang,/fs

Tinggalkan Balasan

error: Content is protected !!