Kronologi Krisis Peru hingga Polisi Dibakar Hidup-Hidup

Demonstrasi yang berujung kekacauan berlangsung di Peru. Setidaknya 47 tewas karena kerusuhan yang terjadi antara massa dan aparat setempat.
Dalam laporan Associated Press Rabu (10/1/2023), diketahui pula ada seorang polisi dilaporkan dibakar hidup-hidup. Ia bernama José Luis Soncco Quispe (29) dan saat kejadian sedang berpatroli.
Lalu bagaimana kronologi krisis Peru?
Ini dimulai saat presiden negara itu sebelumnya, Pedro Castillo, digulingkan dari posisinya awal Desember 2022. Ia dijegal saat sedang berupaya membubarkan Kongres dan mencegah pemakzulannya sendiri.
Hal ini sebenarnya dimulai saat Kongres hendak melakukan pemakzulan terhadap dirinya. Ini merupakan yang ketiga kali, sejak dirinya menjabat 2021 lalu.
Pria 53 tahun itu dituding melakukan korupsi. Namun Castillo menegaskan itu akal bulus oposisi yang hendak mendongkelnya.
Setelah pengumuman darurat dilakukan Castillo, beberapa menteri mengundurkan diri sebagai bentuk protes. Mahkamah Konstitusi menyebut apa yang Castillp lakukan adalah kudeta.
Mengutip AFP, Castillo sempat hendak mencari suaka ke Meksiko. Namun pengawalnya justru menghentikannya.
Ia pun digantikan wakil presidennya Dina Boluarte. Perempuan yang memang telah menjauhkan diri dari Castillo itu kini menjadi presiden terbaru Peru.
Castillo sendiri kini ditahan. Kejaksaan Agung sedang mengumpulkan bukti dan penyelidik terlihat mengambil kotak-kotak dari istana presiden serta sejumlah kementerian.
Castillo sebenarnya berkuasa secara tak terduga. Dulunya, ia adalah seorang mantan guru sekolah pedesaan yang berkeliling negara dengan menunggang kuda selama kampanyenya.
Dia menampilkan dirinya sebagai orang yang rendah hati dan akan membasmi korupsi. Dia menjabat setelah kemenangan dalam pemilihan umum yang tipis seraya mengklaim bahwa elit ekonomi dan politik tradisional Peru ‘membencinya karena asal usulnya yang buruk’.
“Tidak mungkin seorang petani memerintah negara,” katanya dalam pidato terakhirnya di depan Kongres kala itu.
Konsultan politik GFP, mengatakan bahwa dukungan utama Castillo memang berasal dari salah satu daerah termiskin di negara itu. Peru sendiri merupakan negara di mana 26% penduduknya hidup dalam kemiskinan.
Secara umum, kemiskinan mempengaruhi 40% penduduk pedesaan Peru. Kekayaan di negara ini terkonsentrasi pada populasi yang sangat kecil dan kelas menengah hampir tidak ada.
Menuntut Pemilu Baru
Semenjak Castillo ditahan kekerasan terus terjadi. Massa pendukungnya meminta ia bebas dan dilakukan pemilu baru,
Kantor Ombudsman Peru mengatakan bahwa sejak protes dimulai setelah pemecatan Castillo, 39 warga sipil tewas dalam bentrokan dengan polisi. Sebanyak tujuh lainnya tewas dalam kecelakaan lalu lintas serta ada satu petugas polisi yang tewas.
Presiden saat ini Boluarte, sebenarnya telah mendukung rencana untuk mendorong pemilihan presiden dan kongres hingga 2024, yang semula dijadwalkan pada tahun 2026. Ia juga menyatakan dukungan untuk penyelidikan yudisial mengenai apakah pasukan keamanan bertindak dengan kekuatan yang berlebihan.
yang setelah jeda singkat sekitar liburan Natal dan Tahun Baru . Demo ditopang beberapa daerah termiskin di Peru, yang menjadi lumbung kuat pendukung Castillo.
6 Presiden Dalam 6 Tahun
Gonjang-ganjing politik memang terus terjadi di Peru. Negara itu telah memiliki enam presiden dalam enam tahun.
Para presiden berputar-putar antara dipilih lalu kemudian tumbang seperti kartu domino. Salah satu penyebabnya adalah skandal korupsi di negara serta jurang besar antara kaya dan miskin.
“Pusat ketidakstabilan Peru adalah “skandal korupsi yang telah mempengaruhi berbagai pemerintahan, yang menyelimuti seluruh kelas politik,” kata Direktur Amerika Latin untuk pusat analisis risiko Grup Eurasia, Maria Luisa Puig.
Secara rinci, terdapat lima mantan presiden Peru menjadi target proses hukum untuk korupsi. Mereka adalah Alejandro Toledo, Ollanta Humala, Pedro Pablo Kuczynski, Martin Vizcarra dan sekarang, Castillo.
Sebenarnya mantan presiden Alan García juga mengalami hal serupa. Namun ia bunuh diri pada 2019 sebelum ditangkap karena dugaan korupsi.
sumber: cnbc indonesia