Heboh Penyakit Cacar Monyet, Begini Penjelasan Kemenkes

Jakarta – Belakangan kasus monkeypox atau cacar monyet muncul di beberapa negara. Di Indonesia, cacar monyet dimasukan ke dalam satu fenomena one health disease.
“Beberapa emergency disease, yang berkaitan dengan monkeypox dan sebagainya itu kami rangkum dalam satu fenomena yang kita sebut sebagai one health disease,” ujar Wakil Menteri Kesehatan Dante Saksono, dalam rapat kerja dengan Komisi IX DPR RI, Senin (23/5/2022) kemaren.
“Bagaimana kemungkinan hipotesis berpindahnya penyakit yang berasal dari hewan menuju manusia,” imbuhnya.
Menurutnya, monkeypox ini disebabkan oleh orthopoxvirus, virus ini sebelumnya terdapat pada hewan liar seperti tupai pohon, tikus belatung, dan primata nonmanusia lainnya.
Yang tadinya hanya menular sesama hewan, kemudian berpindah ke manusia. Namun demikian, ia mengatakan penularan cacar monyet ini masih sedikit antar manusia dan di akan terus dipantau untuk diidentifikasi keberadaannya di Indonesia.
“Ini harus kita waspadai penguatan proses pengkarantinaan pada masyarakat terkait emergency disease,” tuturnya.
Gejala awal cacar monyet antara lain demam, sakit kepala, nyeri otot, bengkak, dan nyeri punggung. Pasien biasanya mengalami ruam satu sampai tiga hari setelah munculnya demam, sering dimulai pada wajah dan menyebar ke bagian lain dari tubuh, seperti telapak tangan dan telapak kaki.
Ruam, yang dapat menyebabkan gatal parah, kemudian melewati beberapa tahap sebelum legiun berkeropeng dan rontok. Infeksi biasanya berlangsung dua sampai empat minggu dan biasanya hilang dengan sendirinya.
Di Eropa, wabah ini ditemukan di Inggris, Spanyol, Portugal, Prancis, Italia, Swedia dan Jerman. Mengutip CNBC International, khusus Inggris, kasus sudah ditemukan sejak 7 Mei dan kini terdapat 20 kasus terkonfirmasi.
sumber: cnbc indonesia