mgid.com, 610011, DIRECT, d4c29acad76ce94f
24 September 2023

Pengguna Android Waspada, Ada Bahaya Mengancam HP Kamu

0

Ada sekitar lebih dari 200 aplikasi yang ditemukan mendistribusikan spyware Facestealer. Dilaporkan spyware itu mencuri data pengguna seperti kredensial dan informasi berharga lain.

Aplikasi tersebut menyamar menjadi aplikasi yang sering digunakan pengguna, seperti untuk kebugaran, pengeditan foto, dan teka-teki. The Hacker News melaporkan ada 42 aplikasi layanan VPN, 20 aplikasi kamera dan 13 pengeditan foto.

“Mirip dengan Joker, bagian lain dari malware seluler, Facestealer sering mengubah kodenya, jadi memunculkan banyak varian. Sejak penemuannya, spyware terus menerus mengepung Google Play,” kata analis Trend Micro Cifer Fang, Ford Quin, dan Zhengyu Dong dalam sebuah laporan, dikutip The Hacker News, Kamis (19/5/2022).

Facestealer tak hanya mendapatkan informasi kredensial, namun juga mengumpulkan cookie Facebook dan informasi pengenal pribadi terkait akun korban.

Selain itu ada juga 40 aplikasi penambang kripto. Dilaporkan aplikasi jahat itu menargetkan pengguna yang tertarik dengan kripto dengan malware yang dirancang untuk membohongi pengguna menonton iklan dan membayar layanan berlangganan.

Bahkan ada yang mencoba mencuri kunci pribadi dan frase mnemonik (frase seed) untuk memulihkan akses ke dompet mata uang kripto. Aplikasi tersebut salah satunya adalah Cryptomining Farm Your own Coin.

Para peneliti dari NortonLifeLock dan Boston University menerbitkan studi perangkat terbesar dari aplikasi dengan potensi berbahaya (potentially harmfull apps/PHAs) di Android. Dengan 8,8 juta PHA yang diinstall pada lebih dari 11,7 juta perangkat antara 2019 dan 2020.

“PHA bertahan di Google Play rata-rata selama 77 hari dan 34 hari di pasar pihak ketiga,” ungkap studi itu. Hal tersebut mengacu pada penundaan PHA diidentifikasi dan dihapus.

PHA juga bertahan lebih lama saat pengguna berpindah perangkat dan menginstall aplikasi secara otomatis saat melakukan back-up, ungkap penelitian itu.

Bagi pengguna Android bisa melakukan langkah pencegahan terhindar dari aplikasi jahat ini. Dengan memeriksa ulasan negatif, memverifikasi keaslian pengembang, serta menghindari download aplikasi dari toko aplikasi pihak ketiga.

sumber: cnbc indonesia

Tinggalkan Balasan

%d blogger menyukai ini: