Pendeta Hindu Ditangkap Gegara Serukan Genosida Muslim di India

New Delhi – Otoritas India menjeratkan dakwaan menghasut kekerasan terhadap seorang pendeta Hindu setelah dia menyerukan ‘genosida’ terhadap warga Muslim di negara tersebut. Seruan itu disampaikan dalam pertemuan para pendukung sayap kanan di India.
Seperti dilansir Associated Press, Selasa (18/1/2022), pejabat kepolisian setempat, Swatantra Kumar, menyatakan bahwa Yati Narsinghanand Giri awalnya ditangkap pada Sabtu (15/1) waktu setempat, atas tuduhan melontarkan pernyataan yang menghina perempuan.
Dia dihadirkan dalam persidangan keesokan harinya di pengadilan kota Haridwar, di mana dia dijebloskan ke penjara selama 14 hari selama kasusnya berproses. Giri dijerat tuduhan ujaran kebencian terhadap warga Muslim dan menyerukan tindak kekerasan terhadap mereka,
Pada Senin (17/1) waktu setempat, Giri secara resmi dijerat dakwaan menyerukan ‘permusuhan antara kelompok-kelompok berbeda atas dasar agama’. Dakwaan ini memiliki ancaman hukuman maksimum lima tahun penjara.
Kumar menyebut Giri sebagai ‘pelanggar berulang’ dalam kasus ini. Pada Desember lalu, menurut dokumen kepolisian setempat, Giri dan sejumlah pemimpin keagamaan lainnya menyerukan kepada warga Hindu untuk mempersenjatai diri mereka untuk ‘genosida’ terhadap warga Muslim.
Seruan itu disampaikan dalam rapat di Haridwar, sebuah kota suci di Uttarakhand yang dikuasai Partai Bharatiya Janata (BJP) yang menaungi Perdana Menteri (PM) Narendra Modi. BJP naik menjadi partai berkuasa di India sejak tahun 2014 dan setelah kembali menang pemilu tahun 2019.
Naiknya BJP yang beraliran nasionalis Hindu sebagai partai berkuasa di India dilaporkan memicu lonjakan dalam serangan terhadap warga Muslim dan minoritas lainnya di negara tersebut. Warga Muslim tercatat mencapai nyaris 14 persen dari total 1,4 miliar jiwa populasi India yang didominasi warga Hindu.
Seruan tindak kekerasan terhadap warga Muslim itu menuai kemarahan publik India dan memicu kritikan keras dari mantan pejabat militer, pensiunan hakim dan aktivitas hak asasi manusia (HAM) di India.
Banyak yang mempertanyakan bungkamnya pemerintahan Modi dan memperingatkan bahwa ujaran kebencian terhadap Muslim bisa semakin meluas saat sejumlah negara bagian India, termasuk Uttarakhand, menggelar pemilu bulan depan.
Pekan lalu, para mahasiswa dari Institut Manajemen India, salah satu sekolah bisnis paling bergengsi di India, mengirimkan surat kepada Modi yang isinya mengingatkan bahwa kebungkamannya hanya akan ‘meningkatkan’ kebencian dan ‘mengancam persatuan dan integritas negara’./detikcom