mgid.com, 610011, DIRECT, d4c29acad76ce94f
29 Maret 2024

Kerusakan Venue Futsal PON XVIII Riau Masih Tanggungjawab Kontraktor

0

“Biar seribu kalipun ditutup kembali keretakan yang terjadi, saya yakin kerusakan serupa akan berulang karena tidak diperbaiki pada inti permasalahan yakni pondasi”

Kondisi Venue Futsal saat pelaksanaan PON XVIII Riau september 2012 yang lalu
Kondisi Venue Futsal saat pelaksanaan PON XVIII Riau september 2012 yang lalu

TEMBILAHAN (www.detikriau.org) – Selama masa perawatan (6 bulan sejak berakhirnya masa pengerjaan. Red), kerusakan apapun atas suatu pekerjaan proyek pemerintah sepenuhnya masih berada dalam tanggungjawab pihak kontraktor pelaksana. Hal itu juga berlaku bagi pembangunan Venue Futsal PON XVIII Riau.

Pernyataan ini disampaikan oleh Kepala Dinas Pemuda Olahraga Budaya dan Kepariwisataan (Disporabudpar), H Mukhtar T menjawab pertanyaan wartawan terkait adanya kerusakan beberapa bagian bangunan yang terjadi saat ini. Dikatakannya, secara fungsi, pemanfaatan Venue Futsal untuk pelaksanaan PON beberapa waktu lalu tidak ada masalah. Kerusakan yang timbul selama masa perawatan, secara aturan menjadi tanggung jawab pihak pelaksana.

“Kita sudah mendapatkan informasi terkait adanya keretakan kecil dibeberapa bagian Venue. Selama masih dalam masa pemeliharaan, itu masih dalam tanggungjawab pihak rekanan karena memang sudah diatur dalam kontrak kerja,” Ujar Muhktar T sambil berkata bahwa hal itu lebih disebabkan kondisi alam di Inhil.

Pembangunan Venue Futsal PON XVIII Riau senilai Rp. 55 Milyar dibiayai melalui sharing dana antara Pemerintah Kabupaten Indragiri Hilir dengan Pemerintah Provinsi Riau dengan system tahun jamak TA 2011 dan 2012. Disebabkan beberapa persoalan, terutama dalam memobilisasi material bangunan, waktu pengerjaan peningkatan sarana dan prasarana olahraga ini menjadi molor.

Untuk mengejar target, pengerjaan gedung Futsal yang sangat mewah ini dilakukan siang dan malam. Bahkan hingga pelaksanaan PON XVIII Riau September 2012 yang lalu bangunan ini hanya bisa diselesaikan pada tahapan fungsional.

“Ini yang menguatkan dugaan saya saat tinjauan kemaren bahwa pekerjaan tidak dilakukan secara maksimal. Buktinya, baru dalam hitungan bulan setelah berakhirnya masa pengerjaan, kerusakan sudah mulai terlihat.” Ujar Tokoh MPI, Zakiyun yang belakangan lebih akrab dikenal dengan sebutan Zacki Hasan Al Indragiri kepada detikriau.org melalui sambungan telepon selularnya, Rabu (27/2)

Perbaikan tambal sulam yang kini dilakukan pihak rekanan menurut Yon panggilan kecilnya, dinilai tidak akan mampu menyelesaikan persoalan secara total. Keretakan yang terjadi ditenggarainya lebih disebabkan pondasi yang tidak sempurna.”Biar seribu kalipun ditutup kembali keretakan yang terjadi, saya yakin kerusakan serupa akan berulang karena tidak diperbaiki pada inti permasalahan yakni pondasi. Dan secara pribadi saya tidak mau menyandarkan kesalahan karena tofografi inhil. Hal ini tentunya sudah dipahami sebelum pekerjaan dilakukan. Antisipasinya, struktur pondasi sudah dirancang sedemikian rupa untuk mengatasi persoalan alam tersebut. Kenapa masih harus mengkambinghitamkan tofografi? Saya yakin seyakin-yakinnya ada yang salah dengan pengerjaan pondasi atau mungkin saja perencanaannya sendiri.” Kata Yon mengakhiri. (dro/*0)

Tinggalkan Balasan